Oleh Shodiqiel Hafily
02 Juni 2008
“Setiap golongan para pakar dan cerdik pandai menggunakan kata-kata atau kalimat yang membedakan dari lainnya untuk tujuan-tujuan tertentu seperti memudahkan pemahaman dll. Demikian pula para sufi, mereka bertujuan agar istilah-istilah yang mereka gunakan tersingkap maknanya di kalangan mereka sendiri demi menjaga rahasia mereka agar tidak tersebar pada yang bukan bidangnya. Sebab, kebanyakan diantaranya, merupakan asrar hakikat yang dititipkan Allah dalam hati mereka (dari kilasan iluminasi), bukan hasil pemaduan pelbagai konsep atau semacam kajian empirik.” (Syaikh Aby Ali Ad-Daqqaq)
Dari segi tabligh-nya, para ulama bijak bestari membagi ilmu pengetahuan agama dalam tiga kategori; 1) Boleh disampaikan secara umum (misal: syariat). 2) Disampaikan pada kalangan tertentu (misal: tarekat). 3) Dirahasiakan untuk ditemukan sendiri (misal: hakikat-mukasyafat).
Untuk kategori yang ketiga itu mesti dirahasiakan demi memelihara sirr dan derajat-kedudukan. Misal, kedudukan Laila dinilai lebih tinggi dari Majnun. Laila memendam mahabbatnya pada Tuhan, sedang Majnun mengungkapkan dalam beragam syair, puisi dan lagu. Disamping itu juga demi menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman akibat beda pemahaman di wilayah permukaan dan di kedalaman samudera keilahian, yang dapat berakibat munculnya dakwaan-dakwaan negatif.
سرك أسيرك إذا تكلمت به صرت أسيره
“Rahasiamu adalah tawananmu, jika engkau membicarakannya maka ia akan berbalik menawanmu.”
Kendati demikian, istilah-istilah maupun ungkapan para sufi yang menyimpan asrar itu tetap dapat ditemukan kesimpulan makna positifnya dari dataran lahiriah-umumnya. Karena sudah jadi konsensus tak tertulis di kalangan mereka berlaku larangan menyatakan sesuatu yang bila ditanyakan lalu dijawab, “Bukan seperti yang Anda maksudkan..”
Hakim Nizhami memilih julukan Majnun untuk Qais, sebagai (petikan) dari hadits Nabi saw,
اذكروا الله حتى يقولوا مجنون
Blog ini terlebih dulu akan mengetengahkan sejumlah istilah yang populer di dunia tasawuf serta perbedaan-perbedaan termnya. Apa kata mereka tentang tauhid, kufur, waktu, maqam, hal, ma’iyah, dan ‘indiyah? Apa kata mereka tentang tasawuf, kasyaf, fana', tajally dsb? Apa kata mereka tentang zuhud, qana'ah, sabar, tawakkal dll?
Insya' Allah, semua itu saya akan sajikan di blog ini sebagai media belajar saya bersama Anda. Namun perlu saya kemukakan bahwa tulisan-tulisan yang saya sajikan bukanlah terjemahan murni dari kitab-kitab yang saya cantumkan di sidebar. Sebagian lainnya adalah hasil-hasil kontemplasi dan catatan saya selama belajar hingga kini.
Jika sekedar terjemah, maka tidak sulit ditemukan di toko-toko buku. Lebih dari itu, blog ini saya anggap sebagai media belajar (bukan sharing, karena saya tidak lebih berilmu dari pada Anda) yang apabila terdapat kekhilafan maka Anda dapat menjadi teman yang baik yang mau mengingatkan dan melakukan koreksi lewat komentar maupun email.
Semoga blog ini bermanfaat bagi saya dan Anda dalam menjalin silaturahmi untuk bersama-sama membangun kedamaian hidup lahir dan batin. Amin..[]
0 komentar:
Posting Komentar